London (ANTARA) - Saham-saham Inggris ditutup lebih rendah pada perdagangan Kamis waktu setempat (4/5/2023), berbalik melemah dari kenaikan sehari sebelumnya, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London berkurang 1,10 persen atau 85,73 poin menjadi menetap di 7.702,64 poin.

Indeks FTSE 100 terangkat 0,20 persen atau 15,34 poin menjadi 7.788,37 poin pada Rabu (3/5/2023), setelah merosot 1,24 persen atau 97,54 poin menjadi 7.773,03 poin pada Selasa (2/5/2023), dan meningkat 0,50 persen atau 38.99 poin menjadi 7.870,57 poin pada Jumat (28/4/2023).

Pasar saham London ditutup pada Senin (1/5/2023) untuk libur Hari Buruh.

Evraz PLC, sebuah perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia, membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.

Diikuti oleh saham grup perusahaan penerbitan, intelijen bisnis, dan penyelenggara pameran Inggris Informa PLC yang terpuruk 4,46 persen; serta perusahaan distributor produk industri dan elektronik yang berbasis di London, RS Group PLC (sebelumnya Electrocomponents PLC) tergelincir 4,28 persen.

Sementara itu, Next PLC, sebuah perusahaan peritel pakaian, alas kaki, dan produk-produk rumah multinasional Inggris meningkat 3,19 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham salah satu perusahaan pembotolan dalam sistem Coca-Cola, yang mengoperasikan pabrik di Eropa, Afrika, dan Asia Coca-Cola HBC AG terangkat 1,45 persen; serta perusahaan farmasi multinasional Inggris yang memproduksi obat generik tanpa merek dan berlisensi, Hikma Pharmaceuticals PLC naik 1,41 persen.