Alasan di Balik PHK Ribuan Karyawan Google Sampai Microsoft

Detik · 27 Jan 2023 9.3K Dilihat
Belum lama, Google mengumumkan telah PHK ribuan massal karyawannya. Kini, Spotify juga menjadi perusahaan teknologi kesekian yang melakukan PHK besar-besaran.

Raksasa teknologi dari Meta, Twitter, Microsoft, Google, Amazon dan yang terkini IBM ramai PHK ribuan karyawannya. Seperti dikutip detikINET dari Business Today, ini alasan di baliknya:

1. Merekrut karyawan berlebihan

Pandemi Corona membuat banyak perusahaan teknologi merekrut pegawai karena beberapa produk jadi banyak digunakan dan butuh lebih banyak orang. Contohnya saja, Google Meet jadi salah satu platform panggilan video yang paling banyak dipakai untuk meeting online kala itu.

Maka direkrut pegawai baru, dari developer sampai Product Manager. Akan tetapi kini situasinya sudah berbeda. "Dalam 2 tahun ke belakang kita melihat pertumbuhan dramatis. Untuk mengimbanginya, kami merekrut orang dalam realitas ekonomi berbeda dari yang kita hadapi saat ini," kata CEO Google, Sundar Pichai.

2. Tekanan investor

Investor perusahaan teknologi tentu berkepentingan agar perusahaan terus jaya. Maka mereka meminta dilakukan efisiensi di tengah melambatnya pertumbuhan. Contohnya Oktober tahun lalu, CEO Meta Mark Zuckerberg menerima surat dari Altimeter Capital Chair Brad Gerstner, yang menyarankan PHK dan perampingan operasi.

"Seperti banyak perusahaan lain di dunia, Meta mempunyai terlalu banyak orang, terlalu banyak ide, terlalu sedikit urgensi," tulis surat itu. Alhasil, Meta benar-benar PHK ribuan pegawainya.

3. Pertumbuhan yang stagnan

Sektor teknologi tumbuh cepat 3 dekade ke belakang. Nah menurut pakar, PHK menandakan era itu mulai berakhir. "Kami melihat di Amazon, Apple, Microsoft, dan lainnya bahwa nyaris usai pertumbuhan yang sangat cepat dan sekarang mereka PHK. Ini adalah rasionalisasi untuk menghadapi pertumbuhan lebih lambat," kata analis pasar, Dan Ives.

Satya Nadela menyetujuinya setelah mengumumkan PHK 10.000 pegawai Microsoft. "Kita sedang mengalami masa perubahan signifikan. Pelanggan mempercepat pembelanjaan digital mereka selama pandemi, sekarang mereka mengoptimalkan pembelanjaan digital untuk melakukan lebih banyak hal dengan lebih sedikit aset," katanya.M

Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan