Pekerja Starbucks di Amerika Serikat (AS) melakukan mogok kerja pada Kamis (16/11) waktu setempat. Mereka menuntut penambahan tenaga kerja.
Aksi mogok kerja itu terjadi saat Red Cup Day di mana Starbucks membagikan cangkir bertema liburan berwarna merah yang dapat digunakan kembali secara gratis kepada pelanggan saat membeli kopi.
Karena Red Cup Day, kunjungan ke toko Starbucks di AS pada hari itu tahun lalu melonjak 94 persen dibandingkan rata-rata harian selama setahun penuh.
Workers United, yang mewakili lebih dari 9.000 karyawan Starbucks di sekitar 360 toko di AS, mengatakan acara tersebut adalah salah satu "hari yang paling sulit dan kekurangan staf".
Pasalnya, pesanan minuman menumpuk dan karyawan akhirnya menerima keluhan karena frustrasi pelanggan akibat waktu tunggu yang lama.
Mary Boca, barista di toko New York, mengatakan ingin melihat gaji yang lebih tinggi dan lebih banyak staf di Starbucks.
"Saya telah mendengar manajer kami mengatakan mereka perlu mempekerjakan 12 orang. Pada periode puncak, banyak orang yang harus dikeluarkan," katanya
Boca menambahkan bahwa toko Starbucks tempat ia bekerja tidak memperbolehkan pelanggan memberi tip, sehingga dia tidak mendapat tambahan US$100 setiap gajian.
Hal sama juga diungkapkan Edwin Palma Solis, pekerja di Astor Place, mengatakan ketidakmampuan pelanggan untuk memberi tip di toko telah menghalangi beberapa calon karyawan untuk bergabung dengan lokasi tersebut.
Sementara itu, mengutip AP, Neha Cremin yang bekerja untuk Starbucks di Oklahoma City, bergabung dalam aksi mogok tersebut juga untuk memprotes acara promosi Red Cup Day yang tidak memiliki cukup staf di perusahaan tersebut.
"Starbucks menciptakan kondisi kerja yang sangat menegangkan dengan menjadwalkan promosi demi promosi tanpa menambah jumlah staf," kata Cremin dalam siaran pers serikat pekerja.
"Kekurangan staf merugikan para pekerja dan juga menciptakan pengalaman yang tidak menyenangkan bagi pelanggan. Starbucks telah menegaskan bahwa mereka tidak akan mendengarkan para pekerja, jadi kami melakukan advokasi untuk diri kami sendiri dengan melakukan pemogokan," tambahnya.