Pekerja Starbucks AS Mogok Kerja, Minta Karyawan Ditambah

CNN Indonesia · 17 Nov 2023 14.4K Dilihat



Pekerja Starbucks di Amerika Serikat (AS) melakukan mogok kerja pada Kamis (16/11) waktu setempat. Mereka menuntut penambahan tenaga kerja.

Aksi mogok kerja itu terjadi saat Red Cup Day di mana Starbucks membagikan cangkir bertema liburan berwarna merah yang dapat digunakan kembali secara gratis kepada pelanggan saat membeli kopi.

Karena Red Cup Day, kunjungan ke toko Starbucks di AS pada hari itu tahun lalu melonjak 94 persen dibandingkan rata-rata harian selama setahun penuh.

Workers United, yang mewakili lebih dari 9.000 karyawan Starbucks di sekitar 360 toko di AS, mengatakan acara tersebut adalah salah satu "hari yang paling sulit dan kekurangan staf".

Pasalnya, pesanan minuman menumpuk dan karyawan akhirnya menerima keluhan karena frustrasi pelanggan akibat waktu tunggu yang lama.

Mary Boca, barista di toko New York, mengatakan ingin melihat gaji yang lebih tinggi dan lebih banyak staf di Starbucks.

"Saya telah mendengar manajer kami mengatakan mereka perlu mempekerjakan 12 orang. Pada periode puncak, banyak orang yang harus dikeluarkan," katanya

Boca menambahkan bahwa toko Starbucks tempat ia bekerja tidak memperbolehkan pelanggan memberi tip, sehingga dia tidak mendapat tambahan US$100 setiap gajian.

Hal sama juga diungkapkan Edwin Palma Solis, pekerja di Astor Place, mengatakan ketidakmampuan pelanggan untuk memberi tip di toko telah menghalangi beberapa calon karyawan untuk bergabung dengan lokasi tersebut.

Sementara itu, mengutip AP, Neha Cremin yang bekerja untuk Starbucks di Oklahoma City, bergabung dalam aksi mogok tersebut juga untuk memprotes acara promosi Red Cup Day yang tidak memiliki cukup staf di perusahaan tersebut.

"Starbucks menciptakan kondisi kerja yang sangat menegangkan dengan menjadwalkan promosi demi promosi tanpa menambah jumlah staf," kata Cremin dalam siaran pers serikat pekerja.

"Kekurangan staf merugikan para pekerja dan juga menciptakan pengalaman yang tidak menyenangkan bagi pelanggan. Starbucks telah menegaskan bahwa mereka tidak akan mendengarkan para pekerja, jadi kami melakukan advokasi untuk diri kami sendiri dengan melakukan pemogokan," tambahnya.



Instrumen Perdagangan yang Terpengaruh

* Penafian Risiko: Konten di atas hanya mewakili pandangan penulis. Ini tidak mewakili pandangan atau posisi DCFX dan tidak berarti bahwa DCFX setuju dengan pernyataan atau deskripsinya, juga bukan merupakan saran investasi. Untuk semua tindakan yang diambil oleh pengunjung berdasarkan informasi yang diberikan oleh DCFX, DCFX tidak menanggung segala bentuk kewajiban kecuali jika secara tegas dijanjikan secara tertulis.

Menyarankan

Laporan Pendapatan Q1: MA, EBAY, SBUX, QCOM & INTEL

Ocky Satria · 02 Mei 5.6K Dilihat

Starbucks Timur Tengah PHK 2.000 Karyawan Imbas Aksi Boikot Anti Israel

Bisnis · 06 Mar 8.9K Dilihat

Starbucks Timur Tengah PHK 2.000 Lebih Karyawan Imbas Boikot Israel

CNN Indonesia - Ekonomi · 06 Mar 4.5K Dilihat

DCFX Picks: Dampak Aksi Boikot hingga Laporan Q4 Citigroup

DCFX · 15 Jan 315.3K Dilihat

Starbucks Rugi $11 M, Bukan Karena Aksi Boikot?

Ocky Satria · 19 Des 2023 12.2K Dilihat

Ramai Seruan Boikot ZARA & Starbucks, Siapa Bohirnya di RI?

CNBC Indonesia · 11 Des 2023 8.4K Dilihat

Starbucks Mulai Khawatir, Barista Sebut 30% Pelanggan Kabur

CNBC Indonesia · 13 Nov 2023 7.7K Dilihat

Howard Schultz, Miliuner Yahudi Di Balik Kejayaan Starbucks

CNBC Indonesia · 08 Nov 2023 8.4K Dilihat

Pilihan Saham AS: SBUX Bullish Setelah Menaikkan Gaji dan Tunjangan Baru

Paolo Liszman · 07 Nov 2023 7.5K Dilihat

Wall Street Lanjutkan Penguatan

Pasar Dana · 03 Nov 2023 6K Dilihat

Cek Kondisi Saham Mcd dan Starbucks Usai Diboikot Efek Konflik Israel-Palestina

Ocky Satria · 31 Okt 2023 9.7K Dilihat

Pilihan Saham AS: Starbucks Bullish Ditengah Aksi Mogok Para Pekerja di Berkeley

Paolo Liszman · 17 Okt 2023 11.3K Dilihat

Ikuti Jejak McDonald's dan Starbucks, Domino's Pizza Cabut dari Rusia

Detik · 22 Ags 2023 8.7K Dilihat